1.
Tekanan Atmosfer dan
Angin
Haldane (1931) memberikan
rincian mengenai proses penyesuaian diri terhadap iklim (aklimatisasi) terhadap
tempat – tempat yang tinggi. Sakit pegunungan sering diderita oleh mereka yang
bergerak dengan relatif cepat dari tempat – tempat permukaan laut sampai suatu
ketinggian yang lebih dari 3.000 meter dan tinggal disana untuk beberapa jam.
Ini disebabkan terutama untuk mengurangi kejenuhan oksigen pada darah urat
nadi. Aklimatisasi terhadap tekanan oksigen yang rendah dilakukan dengan cara
yang berbeda – beda. Pertama, darah menjadi bertambah kaya dengan Haemaglobin.
Hal ini cenderung untuk memelihara tekanan oksigen yang lebih tinggi, tidak
didalam darah urat nadi itu sendiri tetapi di dalam jaringan (tissue) yang
merupakan hal penting. Persentase Haemoglobin dalam darah juga bervariasi
terbalik dengan tekanan oksigen apabila hal itu bertambah diatas normal, suatu
kenyataan yang mengilustrasikan dengan sangat jelas hubungan antara struktur
dan fungsi. Sumsum tulang dimana sel – sel darah merah dihasilkan, menjadi
hubungan didalam struktur pada tempat tinggi karena darah itu sendiri berubah
struktur.
Faktor kedua didalam
aklimatisasi, menurut Haldane adalah penambahan yang nyata didalam nafas.
Tetapi hasil perpindahan karbondioksida yan berlebihan membuat darah dan
jaringan menjadi alkalin. Terhadap kondisi ini ginjal merespons dengan
memindahkan secara bertahap apa yang sekarang berlebihan alkali dari badan.
Hasilnya, keadaan tekanan yang lebih rendah dari karbon dioksida didalam udara
paru paru, dan tidak sesuai dengan penambahan ventilasi paru – paru
dimungkinkan dengan tidak menjadikan daerah suatu alkalin. Sebagai akibat
tekanan oksigen yang bertambah didalam paru – paru membantu menghalang –
halangi berkurangnya kejenuhan oksigen pada haemoglobin.
Faktor ketiga ialah
sebagai penghasil ransangan yang berasal didalam jaringan, dinding kapiler paru
paru ulai secara aktif memisahkan oksigen kedalam darah dan secara bertahap
menjadi lebih efisien karena kebiasaan. Pemisahan oksigen secara aktif ini
analog dengan pemisahan secara aktif yang terjadi di dalam bermacam –
macam kelenjar.
Masih ada lagi faktor
dalam aklimatisasi yang muncul sesudah “exposure” panjang untuk merendahkan
tekanan atmosfer. Jaringan otak dan bagian – bagian lain dalam beberapa hal
menjadi toleran terhadap tekanan rendah oksigen yang tidak biasa dalam urat
nadi. Oleh karena itu penduduk atau penghuni lama pada daerah – daerah yang
tinggi memperlihatkan kebiruan yang jelas pada kulit, dan sesuai dengan itu,
tekanan oksigen urat nadi yang rendah, meskipun tetap dalam keadaan sehat.
Pengaruh angin, terutama
angin pembawa hujan secara luas berkaitan dengan iklim pada umumnya. Meskipun
demikian, jika mau dipisahkan, angin tinggi berpengaruh kuat secara fisiologik
dan psikologik yang sulit ditentukan secara akurat. Angin yang panas dan kering
dari tipe Fohn berhembus pada musim – musim tertentu sepanjang tahun di daerah
– daerah pegunungan. Udara yang turun dari tingkatan yang lebih tinggi ke
daerah yang lebih rendah menjadi terpanaskan secara cepat sementara suhu naik
sampai melebihi 37,8 derajat Celsius (100F) didaerah bayangan hujan. Sekali
lagi adalah sulit memisahkan pengaruh angin dan suhu.
2. Air
Di dunia ini terdapat banyak air. Sehingga
terkadang keberadaan air menjadi masalah bagi manusia. Banjir misalnya! “Tapi
tahukah kita bahwa air memiliki banyak sekali manfaat? Kekurangan air dalam
tubuh juga sangat berbahaya dan bahkan bisa berakibat fatal, kerena itulah kita
perlu memenuhi cairan tubuh dengan cara mengkonsumsi air sesuai kebutuhan tubuh
sehingga air yang kita konsumsi akan menjadi suatu obat yang bisa menyembuhkan
berbagai macam penyakit”.
Air merupakan bagian penting untuk kehidupan,
sebagian besar tubuh kita terdiri dari air, tanpa air manusia akan mengalami
dehidrasi dan lebih cepat mati dibandingkan tanpa makanan. Air berfungsi untuk
mentransportasi mineral, vitamin, protein dan zat gizi lainnya ke seluruh
tubuh. Keseimbangan suhu tubuh akan sangat tergantung pada air, karena air
merupakan pelumas jaringan tubuh sekaligus bantalan sendi-sendi , tulang, dan
otot. Kebutuhan air untuk manusia dalam sehari minimal sebanyak 8 gelas, yang
diperlukan untuk kelancaran proses metabolisme di dalam tubuh.
Mengkonsumsi
air secara cukup dapat meningkatkan fungsi hormon, memperbaiki kemampuan hati
untuk memecah dan melepas lemak, serta mengurangi rasa lapar. Sebaliknya,
kurang air dapat menyebabkan konstipasi, infeksi saluran urin, terbentuknya
batu ginjal, kelelahan, dan masalah-masalah seputar kulit, rambut, dan kuku. Di
pasaran saat ini mulai bermunculan produk air kemasan baru yaitu air
beroksigen. Sesungguhnya air, dari manapun sumbernya, yang sering diminum
kebanyakan orang telah mengandung oksigen yang kadarnya sekitar 7 ppm. Air
beroksigen telah diperkaya dengan oksigen melalui rekayasa teknologi sehingga
mengandung O2 45 ppm – 80 ppm. Oksigen dimasukkan ke dalam air lewat suatu
proses dengan menggunakan tekanan, seperti halnya ketika membuat minuman
berkarbonasi (minuman ringan) yaitu dengan memompakan CO2 ke dalam
air. Oksigen yang diserap melalui membran intestinal diklaim dapat meningkatkan
imunitas dan memperbaiki sistem sirkulasi dalam tubuh. Oksigen juga akan
melekat di butir-butir darah merah yang kemudian masuk ke dalam sel-sel tubuh
manusia. Sebuah studi yang melibatkan 25 atlet pelari yang mengkonsumsi air
beroksigen menunjukkan hasil positip. Sejumlah 83% dari pelari tersebut
mempunyai performans prestasi yang lebih baik. Mereka menghemat waktu 31 detik
dalam suatu lomba lari. (Khomsan, 2007)
Jika
kecukupan konsumsi air tidak dipenuhi maka tubuh akan kekurangan air. Gejalanya
antara lain berupa terasa kering di bagian tenggorokan. Pada anak kecil, hal
ini bisa berakibat fatal. Dalam hal kekurangan minum sedikit saja namun
berlangsung dalam jangka panjang, fungsi ginjal dapat dapat terganggu sehingga
suatu ketika terbentuk kristal atau batu ginjal. Kekurangan cairan juga dapat
menyebabkan konstipasi, infeksi saluran urin, kelelahan, dan berbagai masalah
seputar kulit, rambut dan kuku.
v manfaat air untuk tubuh manusia
Dengan
meminum air putih sebanyak delapan gelas per-hari, tubuh akan mendapatkan
banyak keuntungan. Tapi ingat, minumlah air mineral atau air yang sudah matang
untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Air yang masuk ke dalam tubuh
dalam jumlah cukup, akan membantu menghilangkan sodium yang tak dibutuhkan dan
mencegah infeksi urin atau Urinary Tract Infections (UTIs). Infeksi ini dapat
menyebabkan tubuh menjadi dehidrasi. Sehingga meminum air yang cukup akan
sangat membantu. Air juga dibutuhkan untuk membawa nutrisi dari darah ke janin
dalam kandungan, sehingga dibutuhkan sekitar satu gelas air setiap jamnya. Efek
lainnya, dengan banyak minum Anda tak hanya terhindar dari morning sickness,
tapi kulit pun semakin terlihat sehat dan tidak mudah berjerawat. Selain itu,
konsumsi air putih yang cukup membantu mencegah terjadinya konstipasi
(sembelit) dan penyakit hemorrhoids. Jika kita mengkonsumsi kurang dari 8 gelas
air putih per hari, efeknya secara keseluruhan memang tidak terasa. Tapi
sebagai konsekuensi, tubuh akan menyeimbangkan diri dengan jalan mengambil
sumber dari komponen tubuh sendiri. Di antaranya dari darah. Kekurangan air
bagi darah amat berbahaya bagi tubuh. Sebab, darah akan menjadi kental.
Akibatnya, perjalanan darah sebagai alat transportasi oksigen dan zat-zat
makanan pun bisa terganggu. Darah yang kental tersebut juga akan melewati
ginjal yang berfungsi sebagai filter atau alat untuk menyaring racun dari darah.
Ginjal memiliki saringan yang sangat halus, sehingga jika harus menyaring darah
yang kental maka ginjal harus kerja ekstra keras. Bukan tidak mungkin ginjal
akan rusak dan bisa saja kelak akan mengalami cuci darah atau dalam bahasa
medis biasa disebut hemodialisis.
Itu
pengaruh kurang air terhadap kerja darah dan ginjal. Lalu bagaimana dengan
otak? Perjalanan darah yang kental tersebut juga akan terhambat saat melewati
otak. Padahal, sel-sel otak paling boros mengonsumsi makanan dan oksigen yang
dibawa oleh darah. Sehingga fungsi sel-sel otak tidak berjalan optimal dan
bahkan bisa cepat mati. Kondisi tersebut akan semakin memicu timbulnya stroke.
Karena itu jangan sampai kekurangan air! Manfaat dan pengaruh air putih yang
mungkin dapat kita jadikan acuan saat akan mengkonsumsi air putih, seperti yang
dibawah ini:
1. Memperlancar
Sistem Pencernaan
Mengkonsumsi air dalam jumlah
cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan
terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit.
Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.
2. Air Putih Membantu Memperlambat Tumbuhnya Zat-Zat Penyebab Kanker, plus mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum
air putih akan membuat tubuh lebih berenergi.
3. Perawatan
Kecantikan
Bila kurang minum air putih, tubuh
akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan
berkerut. Selain itu, air putih dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus
melembabkan dan menyehatkan kulit.Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan
tubuh pun harus benar-benar diperhatikan, ditambah lagi minum air putih 8 - 10
gelas sehari.
4. Untuk
Kesuburan
Meningkatkan produksi hormon
testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Menurut basil
penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika
seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan
tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan
produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang
terhadap serangan virus. Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat
meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada
wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat.
Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak.
Nah, buat yang malas mandi pagi atau bahkan malas mandi harus mulai dirubah tuh
kebiasaannya
5. Menyehatkan
Jantung
Air juga diyakini dapat ikut
menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran
papas, usus, dan penyakit kewanitaan. Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan
kemanjuran air putih.
6. Sebagai
Obat Stroke
Air panas tak hanya digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati
lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat
kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan
sistem pernapasan. Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah,
meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah
kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran. Kandungan
ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air
panas, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah.
Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.
7. Efek
Relaksasi
Cobalah berdiri di bawah shower
dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti
pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat.
Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air
mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan
banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang
timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa
sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan
memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat
pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan. Bukan itu saja jika mengalami
ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37
derajat C. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki
dengan air hangat dicampur sedikit garam. Nah, jika memilik shower di rumah
cobalah mandi dan nikmati hasilnya. Konon, shower juga menghasilkan ion
negatif.
8. Menguruskan
Badan
Air putih juga bersifat
menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat
urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan
(sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah
makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak.
Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu
panas, dan tidak terlalu dingin. Mau kurus?, minum air putih saja.
9. Tubuh
Lebih Bugar
Khasiat air tak hanya untuk
membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh.
Kita mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang
kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.
10. Penyeimbang
tubuh .
Jumlah air yang menurun dalam
tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu
oleh bakteri, virus. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam
mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa
haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan
air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 l (8 - 10 gelas) per
hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti
dari kuah sup, soto), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup. Selain itu,
asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan
metabolisme jaringan di dalam tubuh. Nah,
air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang
dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja
yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 - 400 g/hari, kandungan aimya
sekitar 60 - 90 % bobot tinja atau sekitar 50 - 60 ml air sehari. Sedangkan,
air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1
liter, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui
pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan
meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat
rendahnya kelembapan udara di sekitarnya. Tubuh akan menurun kondisinya bila
kadar air menurun dan kita tidak segera memenuhi kebutuhan air tubuh tersebut.
Kardiolog dari AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling
sedikit seliter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya,
kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22
%! Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, kita akan mulai merasa lemah dan lesu. Asal
tahu saja, aktivitas makin banyak maka makin banyak pula air yang terkuras dari
tubuh. Untuk itu, pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila
terasa haus Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan
kebiasaan sehat! Jika berada di ruang ber-AC, dianjurkan untuk minum lebih
banyak karena udara yang dingin dan tubuh cepat mengalami dehidrasi. Banyak
minum juga akan membantu kulit tidak cepat kering. Di ruang yang suhunya tidak
tetap pun dianjurkan untuk membiasakan minum meski tidak terasa haus untuk
menyeimbangkan suhu.
11. Membersihkan
organ tubuh dari racun
12. Mencegah
bau badan yang tidak sedap karena efektif membersihkan racun dari tubuh.
13. Sedangkan manfaat air yang lainnya
adalah:Membuat tubuh jadi fit, membantu
meningkatkan sistem ketahanan tubuh untuk melawan virus yang masuk, mencegah
tubuh dari rasa lelah dan stress, bikin rambut sehat, indah, dan tidak kusam,
wajah bebas jerawat dan noda dan terlihat lebih segar, mencegah timbulnya
kerutan di wajah, menyalurkan gizi yang dibutuhkan tubuh ke otot dan tulang.
Serta dapat menyembuhkan penyakit (sakit Kepala, Asma, Hosthortobics, Darah
Tinggi, Bronchitis, Kencing Manis, Kurang Darah, TBC Paru-paru, Penyakit Mata,
Rematik, Radang Otak, Pendarahan di Mata, Lumpuh, Batu Ginjal, Mata Merah,
Kegemukan, Penyakit Saluran Kencing, Haid tidak teratur, radang/Sakit
persendian, Kelebihan Asam Urat, Leukimia, Radang Selaput Lendir, Mencret,
Kanker Peranakan, Gangguan Jantung, Disentri, Kanker Payudara, Mabuk, Pusing,
Gamang, Ambeien, Radang Tenggorokan, Batuk, Sembelit).
v Manfaat air untuk kehidupan
manusia
Selain
untuk keperluan minum/ kebutuhan tubuh itu sendiri, air juga berfungsi untuk
kelangsungan hidup manusia dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari. Adapun
fungsi air dalam kehidupan manusia diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Sumber tenaga (energy)
misalnya untuk
pembangkit listrik tenaga air dan sebagai sarana transportasi.
2.
Irigasi
Dengan demikian
kita dapat melakukan berbagai usaha pertanian dan perkebunan.
3.
Perikanan Darat
Berbagai usaha
produksi perikanan darat (seperti ikan mas, lele, belut, nila dan lainlain)
dapat kita jalankan berkat adanya sistem perairan darat. Majunya usaha
perikanan darat di samping meningkatkan penghasilan juga meningkatkan kualitas
gizi masyarakat.
4.
Sarana Transportasi
Contohnya untuk menghubungkan
antara pulau dengan pulau di Indonesia
5.
Bahan baku industry
misalnya dalam
memproduksi listrik tenaga air. Contoh lainnya PT. Inalum di Sumatera Utara
memanfaatkan air sungai Asahan dalam proses produksi aluminiumnya.
6.
Rekreasi
Waduk-waduk,
rawa, danau ataupun sumber-sumber air panas merupakan tempat yang dapat kita
jadikan sebagai sarana rekreasi yang menarik.
7.
Olah raga air
Sistem perairan
darat dapat dimanfaatkan seperti renang, selam, kano dan lain-lain.
Berdasarkan
manfaatnya yang sangat beragam dan vital bagi kehidupan tersebut, adalah tepat
bila dikatakan bahwa manusia sebagai salah satu bentuk kehidupan di darat yang
berevolusi secara kontinu dan memiliki hubungan pada suplai air secara berkala,
karenanya manusia secara fisiologi dan ekologi tergantung pada sumberdaya air
(Benes, 1990 dalam Kvet et al, 2002) untuk memenuhi kebutuhannya
terhadap air dan kebutuhan hidup lainnya seperti pangan (dalam hal ini adalah pemenuhan
protein hewani yang berasal dari ikan dan sejenisnya). Bila sebelum abad ke 20
kebutuhan manusia terhadap keberadaan sumber daya air masih bersifat terbatas
pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan air dan makanan yang ada
di dalam perairan, maka dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
maka pemanfaatan ekosistem perairan untuk memenuhi kebutuhan manusia pun ikut
berkembang
3. Makanan/ Pangan
Dalam banyak hal makanan
merupakan faktor yang amat penting, atau mungkin terpenting dalm ekologi
manusia. Manusia menghendaki makanan untuk persediaan energi yang diperlukan
untuk bekerja, untuk proses metabolik yang berlansung didalam tubuhnya, untuk
tumbuh, dan untuk menggantikan yang sudah dipakai dan yang rusak. Jumlah unit –
unit energi yang diperlukan bervariasi dengan jumlah kerja yang dilakukan dan
dengan berat badan, kira – kira 2.500 kalori sampai 4.000 kalori. Zat makanan yang dikonsumsi termasuk
karbohidrat, lemak, protein, garam mineral, vitamin dan air. karbohidrat, lemak
dan protein merupakan sumber energi. Diukur menurut panasnya, 1 gram protein
atau 1 gram karbohidrat, masing – masing menghasilkan 4,1 kalori panas,
sedangkan 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. Protein dan lemak keduanya
kurang begitu diperlukan di daerah panas daripada di daerah dingin. Karbohidrat
merupakan makanan terbaik bagi kerja otot, tetapi di daerah yang amat dingin
karbohidrat yang cukup, meskipun berguna, tidak dapat dicernakan untuk
memelihara suhu badan. Sebab itu didaerah demikian lemak dan protein merupakan
sumber makanan utama. Persediaan makanan perlu dicukupi, baik dalam mutu maupun
jumlah. Adanya vitamin juga penting bagi
kesehatan. Vitamin A yang dapat melarutkan lemak, terdapat pada sayuran hijau,
minyak ikan, susu, mentega dan telur. Vitamin B yang terdapat dalam berbagai
seri rangkaian dan larut air, terdapat pada telur, ragi, hati, ikan, kelapa dan berbagai macam
padi dan gandum. Vitamin C terdapat dalam buah – buahan segar dan sayuran.
Vitamin D, yang larut lemak, terdapat pada ikan, susu, mentega dan keju.
Vitamin E terdapat pada biji – bijian, daun hijau dan jaringan hewan.
Kekurangan vitamin A mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi,
kekurangn vitamin B bisa kena beri – beri, kekurangan vitamin C bisa sariawan
perut, kekurangan vitamin D penyakit tulang dan kekurangan vitamin E
“Sterility”.
Perkembangan manusia bukan sekedar proses
tumbuh dari janin menjadi dewasa dan lanjut usia, melainkan juga proses dinamis
interaksi genetika, fisiologi dan ekologi yang mematangkan fungsi organ tubuh
manusia (Johnston, FE et al 1999). Factor genetic, yang diberikan oleh sang
pencipta sejak masa janin, berperan sebagai cetak biru (blue print) potensi perkembangan manusia. Factor fisiologi dan
factor ekologi berperan sebagai wujud optimal kematangan fungsi atau kinerja
organ tubuh manusia dalam mencapai potensi perkembangan.
Interaksi ketiga factor tersebut menentukan
kemampuan manusia dalam bergerak, berfikir, berbahasa, berkomunikasi, beremosi,
berseni, bergaul dengan alam dan kemampuan lainnya. Kemampuan – kemampuan ini
mencerminkan kecerdasan manusia. Menurut Gardner, H (1992), kecerdasan adalah
kemampuan seseorang merespon sesuatu, mengatasi masalah dan menyesuaikan diri
dalam suatu lingkungan. Tanpa makanan dan gizi tidak mungkin tubuh manusia
menjalani fungsi fisiologinya. Tidak mungkin manusia merespon dengan baik
berbagai masalah dan perubahan ekologinya, untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidup.
Gizi merupakan terjemahan dari nutrion, yang berasal dari bahasa latin nutr. Yang artinya to nurture (to nousish) atau
to feed people properly. Secara sederhana, pengertian gizi mencakup zat
gizi (nutrient) dan status gizi (nutritional status). Zat gizi merupakan
komponen pangan yang bermanfaat bagi kesehatan (Mc Collum, 1957; insel et al,
2002). Secara klasik zat gizi dikelompokkan pada karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air. Bila kebutuhan tubuh akan zat gizi ini tidak
terpenuhi, tubuh akan mengalami gangguan.
Menurut DHHS dan USDA (1989) suatu gizi adalah
kondisi kesehatan tubuh seseorang sebagai akibat dari intik (komsumsi) zat gizi
dan penggunaannya oleh tubuh. Menurut Gibson, RS (2005), status gizi seseorang
dapat dinilai dengan menginterpretasikan hasil pengukuran dan pengamatan dari
salah satu atau kombinasi empat cara berikut: intik gizi, fisik tubuh
(antropologi), biomarker gizi (biokimia), atau pengamatan terhadap tanda atau
gejala perubahan anatomi fisik tubuh (klinik)
Terkait dengan pengertian
gizi tersebut olson RE (1978) memberikan definisi ilmu gizi secara sederhana
sebagai ilmu tentang pangan dan hubungannya dengan kesehatan. Tim pakar
perkembangan ilmu gizi Indonesia mendefinisikan ilmu gizi sebagai ilmu yang
mempelajari zat – zat bermanfaat bagi kesehatan dari pangan dan proses yang
terjadi pada pangan sejak dikomsumsi, dicerna, diserap sampai digunakan oleh
tubuh, dan dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup
manusia serta faktor – faktor yang mempengaruhinya (Hardinsyah, 2000).
Perkembangan ilmu gizi
pada mulanya dipengaruhi oleh karya – karya besar ahli dibidang kedokteran,
kimia, biologi, fisika dan matematika terutama pada abad ke-18 dan ke-19. Ilmu
gizi yang mulanya berkembang pesat di eropa pada abad tersebut, selanjutnya
berkebang pesat mulai awal abad 20 di Amerika Serikat, yang salah satunya
ditandai dengan lahirnya American
Dietatic Association (ADA) pada tahun 1917 yang berakar dari American Chemical Society. ADA lahir
sebagai salah satu pengembangan dari American
Home Economics Association (AHEA) yang lahir delapan tahhun sebelumnya.
Sementara Amercan Society of Biologists
and Chemists (ASBC) berkembang dan melahirkan American Institue of Nutrion (AIN) pada tahun 1933, dan American Society of Clinical Nutrion
(ASCN) tahun 1960. ASBC dan AHEA lahir sebagai perkebangan American Chemical Society yang didirikan tahun 1876 (Olson RE,
1978), yang sebagian besar tokohnya adalah ahli kimia pertanian, termasuk ahli
kimia pangan.
Memahami gizi tidak
mungkin dilakukan tanpa memahami pangan sebagai bagian dari sistem ekologi, dan
memahami pangan sebagai penyuplai utaa xat gizi sistem tubuh manusia. Pangan
mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Pangan berdasarkan Undang –
undang Pangan no 7 tahun 1996, diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal
dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi komsumsi manusia. Dalam hal ini
termasuk bahan tambahan pangan (BTP), bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau
minuman. Dari segi manfaatnya, pangan tidak hanya bermanfaat guna meenuhi
kebutuhan fisiologis manusia untuk tubuh sehat, kuat dan cerdas, tetapi juga
emenuhi kebuthan sosial, budaya dan ekonomi
masyarakat yang terkait erat dengan sistem ekologi.
a. Gizi Dalam Sistem
Ekologi Manusia
Mencermati paparan diatas tampak jelas bahwa gizi
mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama adalah gizi dari aspek anatomi (struktur
dan bentuk tubuh serta organ tubuh) dan fisiologi (mekanisme kerja tubuh dan
organ tubuh) yang merupakan bagian dari sistem tubuh manusia sebagia makhluk
hidup. Dimensi kedua adalah gizi dari aspek pangan dan air, yang merupakan
bagian dari sistem ekologi.
Dimensi pertama dan dimensi kedua selalu terjadi dalam
kehidupan manusia dan mengisi sistem ekologi manusia. Anatomi dan fisiologi
yang merupakan bagian dari sistem tubuh manusia (Human system) turut dipengaruhi dan mempengaruhi sistem ekologi (ecology sistem). Seballiknya pangan dan
air sebagia bagian dari komponen sistem ekologi juga turut dipengaruhi dan
mempengaruhi manusia, dengan kata laiin, gizi merajut sistem fisiologi manusia
dan sistem ekologi. Sistem tubuh manusia bersama sistem ekologi yang menentukan
status gizi dan kesehatan manusia.
Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan menimbulkan
gangguan, seperti sakit, kelesuan, gangguan pertumbuhan dan perkembangan
(Gibson RS, 2005). Masing – masing kelompok zat gizi dan komponennya mempunyai
peran yang spesifik dan berkaitan satu sama lain didalam tubuh. Meskipun
demikian secara umum karbohidrat dan lemak berperan dalm menghasilkan energi
(tenaga); protein berperan sebagai zat pembangun; vitamin, mineral dan air
berperan sebagai zat pengatur. Kekurangan karbohidrat menyebabkan kekurangan
tenaga. Kekurangan karbohidrat protein dan lemak enyebabkan gangguan
pertumbuhan (sering disebut kurang energi dan protein – KEP). Sebaliknya
kelebihan zat gizi makroini terutama karbohidrat dan lemak dapat menyebabkan
kegemukan dan obesitas, yang menjadi jendela berbagai masalah penyakit kronik
degeneratif. Kekurangan vitamin dan mineral dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, rentan mengalami infeksi, gangguan pencernaan dan nafsu makan, seta
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk gangguan kognitif. Kekurangan
vitamin dan mineral masih menjadi masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini
adalah kurang vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat
Kurang Iodium (GAKI). Kekurangan air dapat menyebabkan sulit kebelakang
(konstipasi), dehidrasi dan gangguan metabolisme dan pertumbuhan.
Tabel 1. Beberapa
indikator masalah gizi dan kesehatan di Indonesia
No
|
Masalah Gizi
|
Persen (%)
|
Sumber
|
1
|
Anemia Gizi Besi
a. Pada anak balita
b. Pada wanita usia subur
c. Pada wanita hamil
|
47,0
26,9
40,1
|
SKRJ, 2001
|
2
|
Kurang vitamin A (Subklinis) pada anak
balita
|
50,0
|
Survei Vit. A,
1992
|
3
|
Gangguan akibat kekurangan Iodium, total
goiter rate pada anak sekolah
|
9,8
|
Survey GAKI
nasional, 2008
|
4
|
Anak balita mengalami gizi kurang dan buruk
(BB/U)
a. Gizi kurang
b. Gizi buruk
|
19,2
8,8
|
Susenas, 2005
|
5
|
Anak balita yang pendek dan sangat pendek
(TB/U)
|
25,8
|
SKRT, 2004
|
6
|
Wanita mengalami kurang energi kronik (KEK)
|
17,6
|
Susenas, 2001
& 2002
|
7
|
Gizi lebih pada dewasa
a. 25-34 tahun
b. 35-44 tahun
c. 45-54 tahun
d. 55-64 tahun
|
19,1
25,8
25,3
16,6
|
SKRT, 2004
|
8
|
Gizi kurang pada dewasa
a. 25-34 tahun
b. 35-44 tahun
c. 45-54 tahun
d. 55-64 tahun
|
11,2
9,3
11,6
22,3
|
SKRT, 2004
|
9
|
Kesakitan (morbiditi
a. Anak balita
b. Total penduduk
|
27,0
15,7
|
BPS, 2006
|
10
|
Lama sakit (hari)
a. Anak balita
b. Total penduduk
|
4,7 hari
5,8 hari
|
BPS, 2006
|
11
|
Kematian (/1000)
a. Anak bayi
b. Anak balita
|
32
40
|
BPS, 2006
|
Masalah gizi tersebut
(tabel 1) sangat beresiko dan banyak ditemukan pada anak balita, anak usia
sekolah dan wanita terutama wanita hamil. Masalah gizi ini terjadi pada umumnya
karena secara lansung disebabkan oleh komsumsi pangan yang kurang dan tidak seimbang
serta gangguan penyakit yang senuanya berakar pada kemiskinan, ketidaktahuan
dan faktor ekologi seperti kebijakan, pelayanan, lingkungan fisik dan sosial,
serta teknologi yang tidak kondusif.
Zat gizi pada umumnya
diperoleh manusia dari pangan (makanan dan minuman). Didalam tubuh pangan
mengalami proses fisiologi yang rumit, seperti pencernaan dan penguraian
menjadi zat – zat gizi yang kemudian diserap dan digunakan tubuh untuk
menghasilkan tenaga, cairan tubuh, mmembentuk sel baru atau menggantikaan sel
yang telah aus (metabolisme, penyerapan dan utikasi). Sisanya dibuang melalui
mekanisme pembuangan udara, cairan dan padatan. Zat gizi berperan dalam semua
subsistem anatomi dan fisiologi manusia yang saling berintteraksi dan kompleks
dalam proses tumbuh kembang manusia, mencakup subsistem tulang, otot, syaraf,
integumen (rambut, kuku dan kulit), jantung dan darah, pencernaan, endokrin
(hormon), imunitas, reproduksi, respirasi dan urinari (Noreau D, 2002).
Bila tubuh manusia
dianalisis, akan diperoleh 11 unsur kimia yang kandungannya sama atau lebih
dari 0,1%, dari bobot tubuh, yaitu Oksigen (65%), karbon (18,5%), Hidrogen
(9,5%), nitrogen (3,3%), Fospor (1,0%), Kalsium (0,5%), Potassium (0,4%),
Sulfur (0,3%), Klor (0,2%), Sodium (0,2%) dan Magnesium (0,1%). Selain itu ada
puluhan unsur sekelumit (trace element)
yang dibutuhkan manusia untuk tumbuh kembang optimal dan sehat yang jumlahnya
sangat sedikit tetapi esensisl (Insel P et al, 2002). Semua unsur kimia atau
gizi tersebut termasuk unsur yang sedikit diperoleh manusia dari pangan, air
dan udara yang merupakan komponen ekologi.
Dalam keadaan santai
manusia bernafas 20.000 kali sehari (Barille PA, 1992), setiap kali bernafas
sekitar setengah liter udara masuk kedalam paru – paru. Jadi setiap hari seseorang
menhirup udara sekitar 10.000 liter dari lingkungannya. Kandungan oksigen di
udara sekitar 20% berarti setiap hari dibutuhkan 2000 liter oksigen bagi setiap
orang. Manusia kadang terlena kan pentingnya udara, salah satunya karena
ketersediaannya banyak dan tidak bernilai ekonomi. Bayangkan bila salah satu
komponen dekat manusia tidak ada atau menjadi benda ekonomi? sungguh akan sulit
untuk manusia bertahan hidup.
Untuk hidup sehat
dibutuhkan 40 dan 35 ml air per kg berat badan masing – masing bagi remaja dan
dewasa; atau setara dengan 1,5 liter air bagi orang dewasa yang tidak melakukan
kegiatan fisik berat (mengeluarkan keringat). Anak – anak membutuhkan 100ml air
per kg berat badan. Keberadaan dan kualitas air juga ditentukan oleh kualitas
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Kualitas air dilingkungan yang kurang
sehat dan padat pemukiman akan cendrung lebih jelek. Kualitas udara turut
menentukan kualitas air hujan dan kualitas air yang digunakan manusia dan
makhluk hidup lain dilingkungannya.
Rasa haus merupakan
respon fisiologis terhadap lingkungan, pertanda tubuh kekurangan air dan segera
minum. Keringat atau urin yang banyak keluaar juga merupakan respon fisiologis
tubuh terhadap lingkungan. Dikala otot tubuh sangat aktif bergerak metabolisme
meningkat pesat yang salah satu hasil sampingnya adalah air yang bisa
dikeluarkan melalui kulit, pernafasan dan urin. Sebaliknya dikala kita berada
di ruang AC atau pada suhu dingin, tubuh cenderung mengeluarkan air memalui
urin untuk mengendalikan keseimbangan suhu tubuh dan suhu lingkungan. Oleh
karena itu semakin banyak keringat dan urin keluar semakin mudah muncul rasa
haus/ dahaga. Dahaga yang berkelanjutan sampai mengurangi lima persen air tubuh
berakibat pada dehidrasi dan bila ini berlanjut akan berakibat fatal.
b. Pangan Dalam
Sistem Ekologi Manusia
pentignya pangan bagi tumbuh kembang dan pemeliharaan
kesehatan telah lama dikenal dan dipercaya nenek moyang kita. Hipocrates yang
hidup sekitar 500 tahun SM dianggap sebagai orang yang berjasa dalam mengajarkan
manfaat makanan bagi kesehatan, meskipun saat itu gizi, zat – zat dalam makanan
yang bermanfaat bagi kesehatan belum dikenal. Meskipun demikian pembuktian
secara ilmiah baru banyak terungkap sejak awal abad 20 setelah pengetahuan
tentang gizi semakin terungkap lebih rinci (McCollum, 1957)
pangan merupakan bagian penting dari komponen ekologi
manusia, karena setiap hari manusia berinteraksi dengan pangan melalui makan,
minum dan bernafas. Suplai pangan bagi manusia sangat tergantung pada penerapan
Iptek pertanian dan agribisnis pangan yang dipengaruhi oleh beragam faktor
ekologi. Dalam pangan terkandung beragam zat gizi, yang jenis dan jumlahnya
tergantung jenis pangn dan ekologi dimana pangan tubuh dan dibesarkan.
Apapun alasannya manusia selalu membutuhkan pangan dengan
jenis bahan pangan dan pengolahan yang beragam bergantung lingkungan fisik,
sosial, budaya dan agama. Dari segi lingkungan fisik, jenis pangan yang
digunakan manusia dipengaruhi oleh faktor suhu, musim, agroekologi, waktu akan
seperti makan pagi, siang atau malam, dan sebagainya. Ketika musim dingin atau
musim hujan anusia cenderung mengkonsumsi makanan yang hangat, mengandung lemak
tinggi dan energi. Sebaliknya ketika suhu atau musim panas manusia cenderung
mengkonsumsi pangan yang tidak panas, berkuah dan banyak sayur dan buah. Di
agroekologi pantai, pemenuhan kebutuhan panggan penduduk sangat tergantung pada
biota laut dan estuari dan di agroekologi pegunungan tergantung pada tanaman
dan ternak.
Lingkungan sosial mempengaruhi pilihan pangan yang
disajikan atau dikonsumsi manusia, ada akanan keluarga, makanan pesta, sarapan,
jajanan di sekolah dan lain sebagainya tergantung nilai – nilai yang dianut. Dalam kaitannya
dalam lingkungan budaya dan agama juga dikenal ada makanan khas acara adat dan
keagamaan. Bahkan jenis makanan yang dikonsumsi juga ditentukan oleh
karekteristik anatomi-fisiologi manusia. Sehingga ada akanan bayi yang tidak
disukai oleh orang dewasa, ada makanan lansia yang tidak disukai remaja dan
sebagainya.
Produksi pangan ditentukan oleh kondisi agroekologi
(jenis lahan, topografi, air, suhu dan iklim) dari wilayah produksi pangan
serta sentuhan teknologi dan manajemen yang diberikan manusia. Indonesia
memeiliki beraga agroekologi yang secara sederhana dapat dikelompokkan pada
agroekologi pantai, daratan rendah, perbukitan dan daratan tinggi/
pegunununggan. Masing – masing daerah emiliki kebolehan dan kelemahan dalam
menghasilkan pangan.
Di indonesia dikenal sentra-sentra produksi pangan. Pada
umumnya untuk tanaman pangan bertumpu di wilayah Indonesia bagian barat,
terutama di Pulau Jawa. Selain minyak sawit dan gula, sentra produksi pangan
utama Indonesia adalah di Jabar, Jatim dan Jateng. Sentra produksi minyak sawit
adalah Suut dan Riau. Untuk komoditas gula juga termasuk Lapung selain di Jatim
dan Jateng. Untuk sayur dan buah terasuk Sumut selain Jabar, Jateng dan Jatim.
Pola kosumsi pangan penduduk bisa berbeda antara daerah
dan kelopok budaya. Pada prinsipnya, jenis pangan yang dikonsusi anusia
ditentukan oleh pangan yang di produksi atau tersedia dilingkungannya.
Kebiasaan makan terbentuk karena interaksi manusia dengan lingkungan fisik,
sosial budaya dan ekonomi manusia terutama dalam konteks keluarga dan
masyarakat. Penduduk asli pengunungan di Papua mempunyai kebiasaan akan ubi
jalar (batatas) sebagai makanan pokoknya yang dimakan daging hasil buruan.
Sementara penduduk pantai Papua mempunyai kebiasaan makan sagu sebagai makanan
pokoknya yang dimakan dengan ikan dan hasil laut lainnya. Masyarakat etnik jawa
secara turun temurun sudah biasa engkonsumsi nasi dan tempe. Sebagian penduduk
Indonesia di wilayah barat, di Jawa dan Sumatra mengkonsumsi nasi dan pangan
karbohidrat lainnya sebagai sumber zat tenaga.
Kebiasaan makan ini dapat berubah dala jangka panjang
karena perbahan faktorlingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi keluarga dan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi, peningkatan ekonomi keluarga, kemudahan akses
pada berbagai jenis pangan hasil olahan industri termasuk fast foodi modern, serta
gencarnya proposi dan daya tarik mengkonsumsi pangan tersebut telah mulai
merubah perilaku dan kebiasaan makan penduduk Indonesia.
Lima puluh tahun yang
lalu mie instan, minuman botol dan kemasan belum terjadi bagian dari budaya
makan dan minum penduduk Indonesia. Saat ini makan mie instan dan minuman botol
dan kemasan telah menjadi bagian dari kebiasaan makan dan minum penduduk
Indonesia. Terutama lapisan menengah keatas dan wilayah kekotaan. Sekarang telah tumbuh ratusan outlet fast foot modern waralaba nasional dan Internasional di
berbagai kota Di Indonesia, perubahan ini bisa berdampak positif dan juga bisa
berdampak negatif.
Secara ekonomi hal tersebut meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan peluang kerja bagi bangsa Indonesia. Namun bila bahan pangan yang digunakan
sebagian besar menggunakan pangan inpor tentu memperlambat kebutuhan ekonomi
petani Indonesia. Dari segi pelayanan juga berdampak positif karena meberikan
kebutuhan sosial akan pangan, serta memperluas aneka pilihan bagi konsumen
sehingga terbuaka peluang persaingan produsen secara sehat. Dilain pihak bila
konsumen mengkonsusmsi pangan tersebut secara monoton dan berlebihan, sehingga
dapat menimbulkan kelebihan lemak, kelebihan gula, kekurangan serat makanan dan
peningkatan asam lambung yang dapat meningkatkan resiko berbagai gangguan
kesehatan dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Barille, PA. 1992. Breathing. Orbis
Publising. London
Badan Pusat Statistik. 2006. Profil Kesehatan
ibu dan Anak. BPS Jakarta
Departemen Kesehatan. 2003. Gizi dalam Angka.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Depkes. Jakarta
Departement of Health and Human Servises and
united States Departement of Agriculture.
(DHHS and USDA. 1989. Nutrion Monitoring in the Unitet States. DHHS
Publication. Washington Dc
Dewan ketahanan pangan. 2006. Kebijakan umum
ketahanan pangan 2006 – 2009. Dewan ketahanan pangan. Jakarta
Gardner. H. 1992. Multiple Intelegence
mcCollum. 1957. A history of Nutrion. Hougton
Miffin Company. Boston
Mohammad Hasan. 1988. Lansekap Alami dan
Budaya: Suatu Pengantar Ekologi Manusia.
Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi. Jakarta.
Soeryo Adiwibowo. 2007. Ekologi Manusia.
Fakultas Ekologi Manusia Intitut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar