Sabtu, 18 Mei 2013

Kerusakan Energi Global

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Sumber daya energi terdiri atas sumber energi yang tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, gambut, dan batu bara serta sumber daya alam lain yang terbarukan seperti tenaga air, panas bumi, tenaga angin, biomassa, dan tenaga surya. Dilihat dari sumbernya, energi dalam bentuk yang diberikan oleh alam, seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, dan biomassa dikenal sebagai energi primer. Energi dalam bentuk yang sudah siap dipakai oleh konsumen, seperti bahan bakar minyak (BBM), gas bumi, batu bara, dan tenaga listrik dinamakan energi final. Energi yang diperoleh dari hasil tambang meliputi minyak bumi, gas bumi, batu bara, panas bumi, gambut, dan uranium, sedangkan yang bukan dari hasil tambang, antara lain surya, air, biomassa, angin, dan laut.
Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di samping itu, energi juga merupakan unsur penunjang yang sangat penting dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor lainnya. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan energi dalam jumlah dan mutu yang memadai merupakan upaya yang senantiasa harus menjadi perhatian. Dengan demikian, energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan proses pembangunan, dan oleh karena itu pembangunan sektor energi harus dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Namun terkadang manusia lalai akan kegunaan energy, mereka terkadang memanfaatkan energy yang ada secara  berlebihan sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan. Belakangan ini kita sering mendengar dan melihat bencana – bencana yang terjadi akibat kerusakan alam, kerusakan itu terjadi bias diakibatkan oleh pemanfaatan energy yang sudah berlebihan. Dari permasalahan yang ada, penulis akan membuat makalah yang membahas tentang kerusakan energy gobal.

1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak kerusakan energy global. Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan dampak dari kerusakan energy global dan mahasiswa juga dapat membantu mengantisipasi agar kerusakan tersebut tidak terjadi.
           


PEMBAHASAN


2.1. Perubahan Bahan Bakar Fosil
            Perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya dengan berbagai cara sering mempengaruhi lingkungan dan udara yang kita hirup, dan dengan demikian mempelajari energi tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam telah memotori perkembangan industri dan fasilitas kehidupan modern yang kita nikmati sekitar awal abad 19, tetapi semua ini tidaklah tanpa efek samping yang tidak diinginkan. Dari tanah yang kita tanam dan air yang kita minum sampai udara yang kita hirup, lingkungan telah menerima dampak yang sangat besar untuk semua itu. Polutan yang dihasilkan pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam, pemanasan global dan perubahan iklim. Polusi lingkungan telah melampaui batas ambang dimana menjadi ancaman yang serius bagi tanaman, satwa liar, dan kesehatan manusia. Polusi udara telah menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan termasuk asma dan kanker.

2.2. Kerusakan – Kerusakan Energy Global
2.2.1. Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim
            Gas rumah kaca yang selanjutnya disebut GRK adalah gas yang terkandung didalam atmosfer baik alami maupun antropogenik yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah. Kaca memungkinkan radiasi matahari untuk masuk secara bebas, tetapi menghalangi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan interior.
Efek rumah kaca juga dialami oleh bumi dalam skala besar. Permukaan bumi, yang menghangat pada siang hari karena adanya penyerapan energi surya, dan mendingin pada malam hari dengan memancarkan sebagian energinya ke ruang angkasa berupa radiasi inframerah. Karbon dioksida, uap air, dan sisa dari beberapa gas lainnya seperti metana dan nitrogen oksida menyelimuti bumi dan membuat bumi tetap hangat pada malam hari dengan cara menghalangi panas yang terpancar dari bumi. Oleh karena itu, ini disebut juga "gas rumah kaca", dengan CO2 sebagai komponen utamanya. Uap air biasanya tidak termasuk di dalamnya karena jatuh berupa hujan atau salju sebagai bagian dari siklus air dan aktivitas manusia dalam memproduksi air (seperti pembakaran bahan bakar fosil) yang tidak merubah konsentrasi uap air di atmosfer (yang sebagian besar disebabkan oleh penguapan dari sungai, danau, dan lautan). CO2 berbeda, bagaimanapun, aktivitas masyarakat kita merubah konsentrasi CO2 di atmosfer.
Efek rumah kaca membuat kehidupan di bumi terus berlangsung dengan menjaga bumi tetap hangat (sekitar 30oC). Namun, jumlah gas yang berlebih ini mengganggu keseimbangan karena terlalu banyak energi yang tertahan, yang menyebabkan suhu rata-rata bumi meningkat dan iklim di beberapa lokasi berubah. Konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan efek rumah kaca ini disebut sebagai pemanasan global atau perubahan iklim global.

2.2.2. Rusaknya  Lapisan Ozon

            Pemanasan global atau global warning merupakan masalah serius yang sedang mengancam bumi kita saat ini. Salah satu akibat dari pemanasan global adalah rusaknya lapisan Ozon dan perubahan iklim yang tidak menentu.
            Ozon adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung. Bisa dibayangkan jika tidak ada lagi lapisan ozon yang melindungi bumi, maka tidak akan ada lagi siklus kehidupan. Bila ada lubamg ozon berarti di situlah sinar UV memancarkan sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan Ozon). Semua mahkluk hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan sinar UV tersebut. Cahaya matahari yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak be rbahaya lagi bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya di muka bumi.
Perubahan iklim yang tidak menentu akibat dari pemanasan global sudah banyak dirasakan saat ini. Beberapa daerah di indonesia telah mengalami curah hujan yang sangat rendah sehingga terjadi krisis air (kekeringan). Sedangkan di daerah lainnya malah curah hujan yang sangat tinggi sehingga terjadi banjir dan tanah longsor.
2.2.3. Pencemaran lingkungan
            Hal yang tidak kalah penting yang patut menjadi sorotan publik adalah polusi dan pencemaran yang dihasilkan dari pemanfaatan energi global yang tidak ramah lingkungan baik itu polusi udara yang ditimbulkan oleh jumlah emisi yang dihasilkan setiap saat dengan penggunaan bahan bakar karbon, polusi air seperti pembuangan limbah, dan polusi termal.
2.3. Dampak tidak langsung kerusakan energi global
Dewasa ini kebutuhan manusia akan energi tidak terkendali. Mulai dari penggunaan bahan bakar minyak, pemakaian listrik sampai pengekspoitasian Sumberdaya energi dilakukan secara besar-besaran. Hal ini diakibatkan oleh tingginya populasi masyarakat dunia dan meningkatnya taraf hidup masyarakat yang mengandalkan alat-alat yang membutuhkan energi alam. Dengan demikian, tingginya kebutuhan energi tidak sinergi dengan ketersediaan sehingga berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut, salah satunya dengan mencari spot-spot atau titik-titik potensi penambangan Sumberdaya energi tersebut. Di satu sisi, hal ini berdampak positif pada perekonomian masyarakat, dimana terdapat lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Namun apabila kita telisik jauh ke depan, penggunaan energi tidak terbarukan tersebut justru menambah daftar terjadinya kerusakan-kerusakan. Seperti halnya untuk pembukaan lahan baru, dibutuhkan sekian ratus hektar hutan yang akan digali. Hal ini akan berdampak berkurangnya lahan yang menjadi habitat dari hewan-hewan yang nantinya juga berpengaruh pada rusaknya rantai ekosistem.
            Selain itu, dampak dari eksploitasi yang tidak berbasis lingkungan hanya akan menimbulkan kerugian yang besar dibandingkan dengan keuntungan yang akan didapat. Sebut saja Porong, Sidoarjo. Terjadinya penambangan migas telah berakibat terendamnya kota tersebut  oleh lumpur panas. Tentunya kota yang awalnya berpotensi dalam pengembangan perekonomian, seketika berubah menjadi kota yang tidak layak huni.
            Kerusakan lain yang ditimbulkan adalah munculnya banjir. Banjir merupakan akibat yang dihasilkan secara tidak langsung dari penggunaan energi global yang berlebihan. Terjadinya penambangan besar-besaran menjadikan menipisnya persediaan hutan sebagai daerah resapan air mengakibatkan hujan yang turun tidak terbendung dan meluap mengakibatkan banjir. Hal ini makin diperparah dengan padatnya pemukiman penduduk yang berakibat macetnya drainase sebagai pembuangan air.
2.4. Cara Penanggulangan Kerusakan Energi Global
            Bumi kalau dibiarkan, sebenarnya memiliki kemamuan untuk memulihkan dirinya dari pengrusakan yang terjadi. Kemampuan pemulihan itu dinamakan dengan bioremediasi. Namun untuk pulih ke kondisi semula, atau minimal mendekati dibutuhkan waktu yang sangat lama bahkan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan tahun. Tentunya kalau menunggu waktu yang demikian lama untuk pemulihan sedangkan laju kerusakan terus meningkat, hal yang dapat kita lakukan adalah dengan mengupayakan perbaikan dan perubahan bagi lingkungan kita. Hal yang paling sederhana adalah dengan mencegah diri kita serta orang-orang terdekat untuk melakukan pencemaran.
            Namun tindakan pencegahan saja belum cukup. Diperlukan upaya yang lebih untuk perbaikan. Salah satunya dengan menggunakan Sumber energi terbarukan.
Adapun contoh dari sumber energi terbarukan antara lain:
1.      Penggunaan solar cell sebagai penghasil energi listrik madani
Solar cell atau yang lebih dikenal dengan pembangkit listrik tenaga surya dapat diaplikasikan sebagai alternatif kebutuhan energi listrik yng tinggi. Sebagaimana kita ketahui bahwa matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Pemanfaatan energi matahari tidak berdampak negatif dan dapat digunakan sampai waktu kapanpun.
2.      Penggunaan biofuel
Pemanfaatan bahan bakar fosil telah sampai kepada tahap memprihatinkan, dimana taraf hidup masyarakat yang semakin konsumtif tidak sebanging dengan ketersediaan sumber energi fosil. Untuk itu diperlukan sumberenergi yng memiliki fungsi yang sama yang dapat diperbaharui serta efisien dari segala hal.
Dewasa ini sedang dikembangkan bioetanol dari bahan rumput laut serta dari pohon nipah untuk skala industri. Sedangkan untuk skala rumah tangga dengan cara pemampatan gas limbah buangan (kotoran) sehingga bisa dihasilkan sumber energi untuk keperluan komsumsi rumah tangga.
3.      Pembuatan biopori
Berkurangnya daya resap tanah terhadap air juga merupakan dampak tidak langsung dari kerusakan energi global. Untuk menanggulangi hal itu bisa diaplikasikan dengan pembuatan biopori yang bertujuan untuk membantu daya resap tanah terhadap air dan mencegah banjir.
4.      Penghijauan
Di bumi ini terjadi yang namanya siklus karbon dimana jumlah karbon yang berada di Bumi tetap selama salah satu faktor tidak mengalami gangguan. Karbon dalam bentuk karbondioksida dihasilkan dari hasil pembakaran serta respirasi makhluk hidup akan dimanfaatkan oleh tumbuhan selaku organisme autotrof. Jika jumlah tumbuhan berkurang, maka terjadi akumulasi dari karbondioksida yang berada di alam yang nantinya akan menimbulkan efek rumah kaca. Untuk itu perlu diadakan penghijauan sesegera mungkin untuk mengatasi hal tersebut.
5.      Pemanfaatan lahan kosong sebagai hutan kota
Lahan kosong yang berada di perkotaan bisa dialihfungsikan menjadi kawasan hutan kota yang berfungsi sebagai penghasil oksigen.  
6.      Membudayakan hemat energi
Hemat energi yang dimaksud adalah dengan tidak menggunakan energi secara berlebihan di luar batas kebutuhan kita. Adapun itu baik energi berupa bahan bakar fosil, listrik dan lain sebagainya.
Setelah poin-poin tersebut diaplikasikan, maka bumi yang indah dapat tercipta kembali.



KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
            Tingginya kebutuhan masyarakat akan energi telah mengakibatkan pola hidup yang konsumtif akan keberadaan energi dan cenderung melakukan eksploitasi tanpa mengindahkan azas lingkungan.
            Penggunaan energi yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan energi secara global. Kerusakan tersebut muncul akibat pemanfaatan energi yang tidak berbasis lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi dan sumber energi yang ramah lingkungan serta membudayakan hemat energi. Penggunaan energi terbarukan dan didukung dengan penyelamatan lingkungan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah.

3.1. Saran
Pemerintah, beserta stakeholder dan masyarakat hendaknya mulai mengatur serta mengontrol mengenai jalannya pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, serta  mulai menggunakan sumber energi terbarukan untuk antisipasi krisis energi yang akan terjadi.
Selain itu hendaknya keberadaan pihak-pihak yang dapat mengganggu ketertiban lingkungan untuk dapat ditertibkan karena akan berdampak pada masyarakat yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

A Tresna Wijaya. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta: Jakarta

Budianto, Al. 2001. Pengaruh Perubahan Iklim global terhadap Negara Kepulauan Indonesia, dalam Rajagukguk, E dan Ridwan K, Jakarta


Piping Supriatna.2008. Kajian Teknologi Reaktor Kogenerasi Sebagai Pendukung Energi Terbarukan.

RASCA (Rapid Carbon Stock Assessment). 2006. Pemanasan Global: Penyebab dan Dampaknya Terhadap Ekosistem. Malang

Sipardi, I. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar