Setelah menjalani masa
perkembangan yang cukup panjang, tetapi yang hanya sekejap dibandingkan dengan
seluruh perkembangan kehidupan, maka masyarakat manusia sekarang tiba pada
titik yang gawat. Prospek kemanusiaan kadang – kadang kelihatan lebih cemerlang
tetapi kadang – kadang lebih suram daripada saat manapun dalam sejarah. Ramalan
mengenai hari kiamat mengingatkan, bahwa sistem – sistem dukungan hidup dunia
sedang menghadapi kehancuran, sedang para pendukung teknologi menjanjikan
kehidupan yang lebih baik dan melimpah bagi setiap orang. Telah dikerahkan
tenaga dan biaya yang amat besar untuk bermacam proyek, termasuk upaya
pendaratan manusia dibulan, untuk mempelajari bagaimana lebih memudahkan
kehidupan yang amat beragam yang tedapat di permukaan planet yang cantik ini.
Perbaikan kesehatan dan berbagai cara pengobatan modern terhadap berbagai
penyakit telah diusahakan untuk merendahkan tingkat kematian disamping terus
berjuang menghadapi permasalahan ledakan penduduk. Makanan yang dilahap oleh
manusia yang diperoleh dari hasil perpaduan dan kerja sama yang serasi antara
kerja manusia dan faktor – faktor alami semakin membanyak, meskipun manusia
yang mati karena kelaparan juga masih banyak.
Semakin banyak manusia
memanfaatkan sumber – sumber alami yang terdapat dibumi, semakin banyak tekanan
diberikan terhadap penghasil sumber – sumber itu, baik berupa hutan, padang
rumput, tanah perladangan, air, tanah, maupun udara yang mendukung seluruh
kehidupan. Hutan tropik dibersihkan untuk memperoleh kayu, untuk berkebun, atau
bertani, dan untuk memberikan rumput kepada ternak, tetapi ini juga sekaligus
mengancam ribuan spesies tanaman dan hewan terhadap kepunahan. Di satu pihak
diperoleh sukses besar dalam membersihkan sungai, danau dan udara, tetapi
dilain pihak juga muncul berita besar tentang polusi baru yang mengancam,
seperti umpamanya kebocoran proyek nuklir, hujan asam dan kemungkinan perubahan
iklim dunia yang diakibatkan oleh penambahan karbon dioksida di atmosfer ketika
bahan bakar fosil dibakar dan hutan dibersihkan tanpa penanaman kembali secara
baik.
Permasalahan yang
berhubungan dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan jumlah pemakaian
sumber – sumber, dan polusi saling berkaitan. Ketiga hal tersebut disini ini
ditempatkan dalam satu bahasan mengenai penggunaan sumber – sumber alami. Yang
dibicarakan adalah masalah – masalah lingkungan yang besar, konsep ekologik
masa sekarang yang berkaitan dengan itu, dan penggunaan konsep itu dalam
mengevaluasi alternatif pemecahan masalah.
Dalam hal jumlah penduduk
dan pertambahannya banyak dikenal teori dan perumusan. Gambaran mutakhir
memperlihatkan angka kelahiran hidup rata – rata sekitar 249 orang bayi dalam
setiap menit, atau kira – kira 358.000 setiap hari. Angka kematian rata – rata
101 orang setiap menit, atau 146.000 sehari. Pertumbuhan penduduk seluruhnya di
permukaan planet ini pada saat ini adalah 212.000 orang setiap hari.
Penghitungan demikian dapat dilanjutkan seriap minggu bertambah 1,48 juta dan
setiap tahun menjadi bertambah 77 juta orang. Pada tahun 1987 tercatar 5 milyar
orang penumpang kapal bumi ini. Semua penumpang baru itu mesti diberi makan,
pakaian dan perumahan. Masing – masing penumpang tambahan itu memerlukan
sebagian (kecil) sumber dan juga menambah polusi. Apabila kita bersedia membuat
penggolongan dua besar terhadap seluruh penduduk dunia berdasarkan
kemakmurannya maka pada waktu sekarang ini tercatat 76 persen penduduk dunia
hidup di golongan KM (Kurang Makmur) yang hanya memiliki 20 persen kemakmuran
dunia. Perserikatan bangsa bangsa mencatat adanya separoh penduduk dewasa bumi
ini termasuk buta huruf, seperlima termasuk kurang gizi, seperenam menempati
rumah yang kurang memadai, 1 dari setiap
orang menderita kekurangan air bersih, dan serangkaian data lain.
Organisasi kesehatan dunia
(WHO) memperkirakan bahwa ketika orang – orang dari negara LM (lebih makmur)
sedang makan malan hari ini, paling sedikit 1.600 orang dibagian dunia lain
sedang mengalami kekurangan gizi, tau menderita sakit akibat kondisi makanannya
yang buruk, atau bahkan yang mati kelaparan. Jumlah para korban tersebut dalam
setahun menjadi kira – kira 14 juta orang, separuh adalah anak – anak dibawah
usia 5 tahun.
Pertumbuhan penduduk tentu
saja bukan satu – satunya permasalahan yang dihadapi ,manusia zaman sekarang.
Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan sumber –
sumber alami tampil semakin menyolok belakangan ini. Akan tetapi, apakah suata
itu dipandang sebagai sumber atau bukan tergantung pada tingkat teknologi,
ekonomi dan budaya. Kebanyakan sumber diciptakan oleh kecerdikan manusia.
Minyak misalnya, merupakan cairan yang tidak berguna sampai manusia belajar
menemukan tempatnya, mengambil dari dalam tanah, menyulingnya menjadi berbagai
komponen dan kemudian juga memanfaatkannya sebagai bensin, minyak penerangan
dan pemanas di dalam rumah, dan sebagainya. Demikian juga bahan bakar batu bara
dan uranium semula merupakan batuan yang tidak ada gunanya.
Biasanya sumber – sumber
alami dibedakan menjadi yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat
diperbaharui. Yang termasuk kedalam yang dapat diperbaharui misalnya tanaman
makanan, binatang, padang rumput, hutan, dan benda – benda hidup lain, udara
segar air tawar dan tanah subur. Ada batas maksimum dimana sumber alamai yang dapat diperbaharui
dapat dipergunakan tanpa mengganggu atau merusak kemampuannya untuk
diperbaharui. Jika suatu spesies ikan misalnya, ditangkap lebih cepat daripada
kecepatan produksinya sendiri, maka spesies itu terancam akan punah.
Sumber yang tidak dapat
diperbaharui tidak dapat diganti oleh proses – proses alami, atau yang angka
penggantiannya lebih kecil daripada angka pemakaiannya. Proses – proses
geologik alamiah yang terjadi jutaan tahun yang lalu telah menciptakan bermacam
– macam endapan, seperti misalnya mineral – mineral metalik dan non-metalik.
Sekali endapan demikian digali untuk ditambang, maka penggantiannya tidak akan
berlansung cukup cepat untuk bisa dimanfaatkan. Penggantian yang relatif mudah
serta dengan konsentrat tinggi dari material yang tidak dapat diperbaharui
biasanya dengan lebih dulu menghabiskannya, untuk menggalinya lebih dalam intuk
mendapatkan endapan yang diduga masih tinggal dan yang biasanya berisi
konsentrasi yang lebih rendah dari mineral yang dikehendaki. Seua upaya itu
tentu saja dilakukan dengan memperhitungkannya secara efektif efisien pada masa
sekarang dan masa depan. Tidak jarang terjadi orang memilih bahan seperti
aluminium dan plastik misalnya, untuk menghebat penggunaan baja dalam berbagai
kegiatan industri. Pendauran ulang dan penggunaan kembali memang merupakan
salah satu cara menanggulangi masalah sumber – sumber langka, terutama sumber –
sumber yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bahan bakar fosil seperti
batubara dan minyak bumi. Bahan bakar fosil merupakan deposit tumbuh – tumbuhan
dan hewan yang telah membusuk dan tertimbun selama ratusan juta tahun di dalam
kerak bumi yang dengan tekanan yang besar dan suhu yang tinggi lalu mengalami
proses metamarfosa. Apabila sumber – sumber bahan bakar fosil demikian sudah
habis, maka diperlukan waktu ratusan juta tahun lagi untuk membentuknya secara
alamiah kembali. Itupun dengan persyaratan dengan kembalinya jumlah dan mutu
flora dan fauna seperti ratusan juta tahun yang lalu itu, suatu kondisi yang
tidak mungkin bisa terpenuhi. Kita sekarang hidup dalam periode sejarah manusia
yang diberi julukan era bahan bakar fosil.
Pertambahan jumlah
penduduk menyebabkan meningkatnya pemakaian sumber, tetapi meningkatnya standar
hidup menciptakan tuntutan yang lebih besar terhadap sumber – sumber alamiah,
baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Apabila
pendapatan naik maka orang akan membeli, menggunakan dan membuang sumber lebih
banyak lagi.
Negara – negara Barat, Uni
Sovyet dan Jepang yang penduduknya berjumlah seperempat dari jumlah penduduk
selruh dunia menggunakan 80 persen sumber – sumber alamiah. Amerika Serikat
misalnya yang semua barang dan jasa menggunakan kira – kira 30 persen semua
sumber alamiah yang sudah diproses dan mengakibatkan paling sedikit sepertiga
polusi dunia.
Penggunaan sumber – sumber
alamiah oleh negara makmur diduga naik tajam dalam beberapa puluh tahun yang
akan datang ini. Pada waktu bersamaan, bagian – bagian dunia lain diharapkan
akan menjadi lebih makmur daripada sebelumnya akan meningkat juga penggunaan
sumber alamiah itu. Seorang ahli ekonomi pemegang hadiah nobel, Wassily
Leontief memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang akan berlansung antara
tahun 1975 sampai 2020 mengharuskan bertambahnya produksi makanan dan mineral
empat sampai lima kali lipat.
Penentangnya yang dikenal
sebagai cornucopians, atau kaum optimis teknologik, percaya bahwa jika
kecendrungan yang sekarang ini berlanjut, kita tidak akan kehabisan sumber yang
dibutuhkan; menjelang tahun 2.000 pertumbuhan ekonomik dan kemajuan teknologik
yang berkelanjutan yang didasarkan pada kepandaian manusia akan menghasilkan
penduduk tidak terlalu padat dan dunia yang kurang berpolusi. Orang akan
menjadi lebih sehat, hidup lebih lama, dan secara material menjadi lebih
makmur. Kelompok ini percaya bahwa sumber – sumber itu tidak akan habis. Ini
disebabkan kalengkaan akan berakibat kenaikan harga yang akan mendorong usaha
konservasi sumber – sumber yang dapat diperbaharui, memungkinkan ditambangnya
deposit sumber yang tidak dapat diperbaharui yang lebih rendah derajatnya serta
meransang pencarian deposit baru dan penggantinya. Disamping itu kepandaian
manusia yang selalu dapat mengembangkan bentuk – bentuk teknologi baru untuk
menambang deposit yang lebih rendah tingkatannya dan mendapatkan bahan
pengganti yang memadai bagi setiap sumber – sumber langka, baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.
Pembahasan ketiga dan
terakhir mengenai pemanfaatan sumber – sumber alami ini berkaitan denga polusi.
Biasanya polusi diakaitkan dengan perubahan yang tidak dikehendaki dalam segi
fisik, kimiawi atau biologik pada udara, air dan tanah yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan, ketahanan atau kegiatan manusia atau organisme lain. Polusi
tidak harus menyebabkan kerugian fisik. Polutan seperti suara dan panas dapat
menyebabkan kerugian, tetapi lebih sering menyebabkan kesulitan psikologik.
Bentuk – bentuk polusi estetik seperti misalnya pemandangan yang tidak
menyenangkan dan bau busuk dapat menimbulkan perasaan tidak enak. Beberapa
bentuk polusi dapat semata – mata timbul karena dikaitkan dengan aktivitas
manusia. Sebuah danau misalnya, bisa dipandang sebagai berpolusi jika tidak
dapat dipergunakan bagi kegiatan bersampan.
Memang tidak mudah untuk
menspesifikasikan polusi, sebab orang biasanya berbeda – beda pandang tentang
apa yang dianggap perubahan yang tidak dikehendaki didasarkan pada berbagai
segi keuntungan yang diperoleh terhadap resiko jangka pendek dan jangka panjang
terhadap kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Penyebaran bahan kimia tertentu
ke udara atau kedalam air dari suatu industri misalnya, bisa merugikan manusia
dan organisme hidup lain disekitarnya. Ditinjau dari segi ini saja, maka pabrik
itu harus ditutup. Tetapi, bagi pekerja industri itu, dirasakan resiko pencemaran udara dan air itu
tidaklah sebesar manfaat yang diperolehnya sebagai buruh. Analisi
resiko-keuntungan (risk benefit analysis)
demikian masuk kedalam penentuan keputusan lingkungan. Kesulitannya terletak
bukan antara benar dan salah, akan tetapi antara benar dan benar (Hegel tentang
sifat tragedi)
Dari pandangan biologik
dikenal dua pembagian besar polutan: degredable dan nondegredable pollutant.
Polutan degredable dapat diuraikan, dipindahkan atau dipakai, jadi dapat
berkurang sampai pada tahap ditolerer, baik oleh proses alamiah atau dengan
sistem rekayasa manusia, sepanjang proses dan sistem ini tidak dirusak dengan
menerima lebih banyak polutan potensial daripada yang dapat ditangani. Ada
polutan yang tidak kuat (nonpersistent atau radpidly degredable) dan ada yang
kuat (nonpersistent atau slowlydegradable). Yang Termasuk non persisten adalah
limbah manusia dan binatang dan sampah tanaman, yang biasanya dapat
dibiodegredasikan secara cepat oleh organisme pengurai, jika sistem air, udara
dan minyak target tidak berlebihan. Aliran air sungai misalnya, dapat secara
normal membersihkan limbah manusia jika disitu tidak tertimbun terlalu banyak
limbah kotor dari suatu kota besar, atau dari sejumlah kota – kota kecil atau
daerah pertanian.
Polutan persisten tetap
ada di dalam lingkungan dalam jangka panjang sebelum terpecah – pecah turun
tingkat keberbahayaannya. Ke dalamnya termasuk material – material radioaktif
dan majemukan sintetik seperti misalnya dichlorodiphenytrichloroethane (DDT),
polychlorinated biphenyls(PCBs) dan pllastik yang dirancang untuk tahan terurai
oleh panas cahaya, kimiawi dan organisme pengurai. Pengendalian terhadap
polutan jenis ini meliputi pencegahan mencapai lingkungan.
Polutan nondegradable
tidak pecah oleh proses alamiah. Sebagai contoh dapat diambil air raksa, timah
hitam dan beberapa majemukannya, serta beberapa plastik. Pengendaliannya sama
seperti polutan persisten.
Menentukan jumlah suatu
polutan tertentu yang dapat menyebabkan bahaya atau efek yang tidak dikehendaki
pada manusia dan organisme lain merupakan masalah yang sulit. Jumlah suatu
bahan kimia atau polutan dalam suatu volume pada udara, air atau media lain,
yang biasanya disebut konsentrasi, seringkali disebut sebagai per jutaan atau
per milyaran atau seperti belakangan ini lebih banyak digunakan satuan miligram
per liter (mg/L), miligram per meter kubik (mg/m3), mikrogram per
liter (ug/L) dan mikro gram per meter kubik (ug/ m3).
Sumber polusi bermacam –
macam. Zat polusi memasuki lingkungan secara alamiah, misalnya dari gunung
berapi, atau kegiatan manusia misalnya pembakaran batubara. Misalnya, kita
dihadapkan pada sejumlah kecil radiasi dari sinar kosmik yang memasuki atmosfer
dan dari bbahan – bahan radioaktif di dalam kerak bumi. Meskipun demikian, kita
tidak dapat beranggapan tidak ada resiko dibalik demikian bertambahnya radiasi
dari sumber – sumber lain seperti percobaan senjata nuklir, kecelakaan dalam
pembangkit tenaga nuklir, penggunaan sinar X yang tidak diperlukan, dan
pengujian medik lainnya. Kebanyakan polusi alamiah bukan konsentrasi disuatu
daerah tertentu melemahkan tingkat berbahanyanya. Sebaliknya, kebanyakan
masalah polusi manusia yang serius terjadi di dalam atau di dekat daerah kota
dan industri dengan sejumlah besar polutan adalah konsentrasi didalam volume
yang relatif kecil pada udara, air dan tanah. Juga banyak polutan dari kegiatan
manusia merupakan kimia sintetik yang tidak diuraikan oleh proses – proses
alamiah.
Banyak ahli menduga bahwa
ancaman terbesar terhadap lingkungan dan kemanusiaan dan semua bentuk kehidupan
dunia adalah perangnuklir. Sekarang ini telah siap senjata nuklir yang cukup
untuk membunuh 35 kali jumlah manusia yang hidup sekarang dan rata – rata lebih
dari 10 senjata nuklir dibuat setiap hari., suatu keadaan yang mengerikan.
Adalah tindakan yang bijaksana apabila hasil perundingan pemimpin negara –
negara pemiliksenjata nuklir beasar dalam menanggulangi ancaman perang itu
dilaksanakan secara nyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar