Senin, 20 Mei 2013

Pemanfaatan Sumber Alami


Setelah menjalani masa perkembangan yang cukup panjang, tetapi yang hanya sekejap dibandingkan dengan seluruh perkembangan kehidupan, maka masyarakat manusia sekarang tiba pada titik yang gawat. Prospek kemanusiaan kadang – kadang kelihatan lebih cemerlang tetapi kadang – kadang lebih suram daripada saat manapun dalam sejarah. Ramalan mengenai hari kiamat mengingatkan, bahwa sistem – sistem dukungan hidup dunia sedang menghadapi kehancuran, sedang para pendukung teknologi menjanjikan kehidupan yang lebih baik dan melimpah bagi setiap orang. Telah dikerahkan tenaga dan biaya yang amat besar untuk bermacam proyek, termasuk upaya pendaratan manusia dibulan, untuk mempelajari bagaimana lebih memudahkan kehidupan yang amat beragam yang tedapat di permukaan planet yang cantik ini. Perbaikan kesehatan dan berbagai cara pengobatan modern terhadap berbagai penyakit telah diusahakan untuk merendahkan tingkat kematian disamping terus berjuang menghadapi permasalahan ledakan penduduk. Makanan yang dilahap oleh manusia yang diperoleh dari hasil perpaduan dan kerja sama yang serasi antara kerja manusia dan faktor – faktor alami semakin membanyak, meskipun manusia yang mati karena kelaparan juga masih banyak.
Semakin banyak manusia memanfaatkan sumber – sumber alami yang terdapat dibumi, semakin banyak tekanan diberikan terhadap penghasil sumber – sumber itu, baik berupa hutan, padang rumput, tanah perladangan, air, tanah, maupun udara yang mendukung seluruh kehidupan. Hutan tropik dibersihkan untuk memperoleh kayu, untuk berkebun, atau bertani, dan untuk memberikan rumput kepada ternak, tetapi ini juga sekaligus mengancam ribuan spesies tanaman dan hewan terhadap kepunahan. Di satu pihak diperoleh sukses besar dalam membersihkan sungai, danau dan udara, tetapi dilain pihak juga muncul berita besar tentang polusi baru yang mengancam, seperti umpamanya kebocoran proyek nuklir, hujan asam dan kemungkinan perubahan iklim dunia yang diakibatkan oleh penambahan karbon dioksida di atmosfer ketika bahan bakar fosil dibakar dan hutan dibersihkan tanpa penanaman kembali secara baik.
Permasalahan yang berhubungan dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan jumlah pemakaian sumber – sumber, dan polusi saling berkaitan. Ketiga hal tersebut disini ini ditempatkan dalam satu bahasan mengenai penggunaan sumber – sumber alami. Yang dibicarakan adalah masalah – masalah lingkungan yang besar, konsep ekologik masa sekarang yang berkaitan dengan itu, dan penggunaan konsep itu dalam mengevaluasi alternatif pemecahan masalah.
Dalam hal jumlah penduduk dan pertambahannya banyak dikenal teori dan perumusan. Gambaran mutakhir memperlihatkan angka kelahiran hidup rata – rata sekitar 249 orang bayi dalam setiap menit, atau kira – kira 358.000 setiap hari. Angka kematian rata – rata 101 orang setiap menit, atau 146.000 sehari. Pertumbuhan penduduk seluruhnya di permukaan planet ini pada saat ini adalah 212.000 orang setiap hari. Penghitungan demikian dapat dilanjutkan seriap minggu bertambah 1,48 juta dan setiap tahun menjadi bertambah 77 juta orang. Pada tahun 1987 tercatar 5 milyar orang penumpang kapal bumi ini. Semua penumpang baru itu mesti diberi makan, pakaian dan perumahan. Masing – masing penumpang tambahan itu memerlukan sebagian (kecil) sumber dan juga menambah polusi. Apabila kita bersedia membuat penggolongan dua besar terhadap seluruh penduduk dunia berdasarkan kemakmurannya maka pada waktu sekarang ini tercatat 76 persen penduduk dunia hidup di golongan KM (Kurang Makmur) yang hanya memiliki 20 persen kemakmuran dunia. Perserikatan bangsa bangsa mencatat adanya separoh penduduk dewasa bumi ini termasuk buta huruf, seperlima termasuk kurang gizi, seperenam menempati rumah yang kurang memadai, 1 dari setiap  orang menderita kekurangan air bersih, dan serangkaian data lain.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa ketika orang – orang dari negara LM (lebih makmur) sedang makan malan hari ini, paling sedikit 1.600 orang dibagian dunia lain sedang mengalami kekurangan gizi, tau menderita sakit akibat kondisi makanannya yang buruk, atau bahkan yang mati kelaparan. Jumlah para korban tersebut dalam setahun menjadi kira – kira 14 juta orang, separuh adalah anak – anak dibawah usia 5 tahun.
Pertumbuhan penduduk tentu saja bukan satu – satunya permasalahan yang dihadapi ,manusia zaman sekarang. Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan sumber – sumber alami tampil semakin menyolok belakangan ini. Akan tetapi, apakah suata itu dipandang sebagai sumber atau bukan tergantung pada tingkat teknologi, ekonomi dan budaya. Kebanyakan sumber diciptakan oleh kecerdikan manusia. Minyak misalnya, merupakan cairan yang tidak berguna sampai manusia belajar menemukan tempatnya, mengambil dari dalam tanah, menyulingnya menjadi berbagai komponen dan kemudian juga memanfaatkannya sebagai bensin, minyak penerangan dan pemanas di dalam rumah, dan sebagainya. Demikian juga bahan bakar batu bara dan uranium semula merupakan batuan yang tidak ada gunanya.
Biasanya sumber – sumber alami dibedakan menjadi yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Yang termasuk kedalam yang dapat diperbaharui misalnya tanaman makanan, binatang, padang rumput, hutan, dan benda – benda hidup lain, udara segar air tawar dan tanah subur. Ada batas maksimum  dimana sumber alamai yang dapat diperbaharui dapat dipergunakan tanpa mengganggu atau merusak kemampuannya untuk diperbaharui. Jika suatu spesies ikan misalnya, ditangkap lebih cepat daripada kecepatan produksinya sendiri, maka spesies itu terancam akan punah.
Sumber yang tidak dapat diperbaharui tidak dapat diganti oleh proses – proses alami, atau yang angka penggantiannya lebih kecil daripada angka pemakaiannya. Proses – proses geologik alamiah yang terjadi jutaan tahun yang lalu telah menciptakan bermacam – macam endapan, seperti misalnya mineral – mineral metalik dan non-metalik. Sekali endapan demikian digali untuk ditambang, maka penggantiannya tidak akan berlansung cukup cepat untuk bisa dimanfaatkan. Penggantian yang relatif mudah serta dengan konsentrat tinggi dari material yang tidak dapat diperbaharui biasanya dengan lebih dulu menghabiskannya, untuk menggalinya lebih dalam intuk mendapatkan endapan yang diduga masih tinggal dan yang biasanya berisi konsentrasi yang lebih rendah dari mineral yang dikehendaki. Seua upaya itu tentu saja dilakukan dengan memperhitungkannya secara efektif efisien pada masa sekarang dan masa depan. Tidak jarang terjadi orang memilih bahan seperti aluminium dan plastik misalnya, untuk menghebat penggunaan baja dalam berbagai kegiatan industri. Pendauran ulang dan penggunaan kembali memang merupakan salah satu cara menanggulangi masalah sumber – sumber langka, terutama sumber – sumber yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bahan bakar fosil seperti batubara dan minyak bumi. Bahan bakar fosil merupakan deposit tumbuh – tumbuhan dan hewan yang telah membusuk dan tertimbun selama ratusan juta tahun di dalam kerak bumi yang dengan tekanan yang besar dan suhu yang tinggi lalu mengalami proses metamarfosa. Apabila sumber – sumber bahan bakar fosil demikian sudah habis, maka diperlukan waktu ratusan juta tahun lagi untuk membentuknya secara alamiah kembali. Itupun dengan persyaratan dengan kembalinya jumlah dan mutu flora dan fauna seperti ratusan juta tahun yang lalu itu, suatu kondisi yang tidak mungkin bisa terpenuhi. Kita sekarang hidup dalam periode sejarah manusia yang diberi julukan era bahan bakar fosil.
Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya pemakaian sumber, tetapi meningkatnya standar hidup menciptakan tuntutan yang lebih besar terhadap sumber – sumber alamiah, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Apabila pendapatan naik maka orang akan membeli, menggunakan dan membuang sumber lebih banyak lagi.
Negara – negara Barat, Uni Sovyet dan Jepang yang penduduknya berjumlah seperempat dari jumlah penduduk selruh dunia menggunakan 80 persen sumber – sumber alamiah. Amerika Serikat misalnya yang semua barang dan jasa menggunakan kira – kira 30 persen semua sumber alamiah yang sudah diproses dan mengakibatkan paling sedikit sepertiga polusi dunia.
Penggunaan sumber – sumber alamiah oleh negara makmur diduga naik tajam dalam beberapa puluh tahun yang akan datang ini. Pada waktu bersamaan, bagian – bagian dunia lain diharapkan akan menjadi lebih makmur daripada sebelumnya akan meningkat juga penggunaan sumber alamiah itu. Seorang ahli ekonomi pemegang hadiah nobel, Wassily Leontief memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang akan berlansung antara tahun 1975 sampai 2020 mengharuskan bertambahnya produksi makanan dan mineral empat sampai lima kali lipat.
Penentangnya yang dikenal sebagai cornucopians, atau kaum optimis teknologik, percaya bahwa jika kecendrungan yang sekarang ini berlanjut, kita tidak akan kehabisan sumber yang dibutuhkan; menjelang tahun 2.000 pertumbuhan ekonomik dan kemajuan teknologik yang berkelanjutan yang didasarkan pada kepandaian manusia akan menghasilkan penduduk tidak terlalu padat dan dunia yang kurang berpolusi. Orang akan menjadi lebih sehat, hidup lebih lama, dan secara material menjadi lebih makmur. Kelompok ini percaya bahwa sumber – sumber itu tidak akan habis. Ini disebabkan kalengkaan akan berakibat kenaikan harga yang akan mendorong usaha konservasi sumber – sumber yang dapat diperbaharui, memungkinkan ditambangnya deposit sumber yang tidak dapat diperbaharui yang lebih rendah derajatnya serta meransang pencarian deposit baru dan penggantinya. Disamping itu kepandaian manusia yang selalu dapat mengembangkan bentuk – bentuk teknologi baru untuk menambang deposit yang lebih rendah tingkatannya dan mendapatkan bahan pengganti yang memadai bagi setiap sumber – sumber langka, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.
Pembahasan ketiga dan terakhir mengenai pemanfaatan sumber – sumber alami ini berkaitan denga polusi. Biasanya polusi diakaitkan dengan perubahan yang tidak dikehendaki dalam segi fisik, kimiawi atau biologik pada udara, air dan tanah yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan, ketahanan atau kegiatan manusia atau organisme lain. Polusi tidak harus menyebabkan kerugian fisik. Polutan seperti suara dan panas dapat menyebabkan kerugian, tetapi lebih sering menyebabkan kesulitan psikologik. Bentuk – bentuk polusi estetik seperti misalnya pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau busuk dapat menimbulkan perasaan tidak enak. Beberapa bentuk polusi dapat semata – mata timbul karena dikaitkan dengan aktivitas manusia. Sebuah danau misalnya, bisa dipandang sebagai berpolusi jika tidak dapat dipergunakan bagi kegiatan bersampan.
Memang tidak mudah untuk menspesifikasikan polusi, sebab orang biasanya berbeda – beda pandang tentang apa yang dianggap perubahan yang tidak dikehendaki didasarkan pada berbagai segi keuntungan yang diperoleh terhadap resiko jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Penyebaran bahan kimia tertentu ke udara atau kedalam air dari suatu industri misalnya, bisa merugikan manusia dan organisme hidup lain disekitarnya. Ditinjau dari segi ini saja, maka pabrik itu harus ditutup. Tetapi, bagi pekerja industri itu,  dirasakan resiko pencemaran udara dan air itu tidaklah sebesar manfaat yang diperolehnya sebagai buruh. Analisi resiko-keuntungan (risk benefit analysis) demikian masuk kedalam penentuan keputusan lingkungan. Kesulitannya terletak bukan antara benar dan salah, akan tetapi antara benar dan benar (Hegel tentang sifat tragedi)
Dari pandangan biologik dikenal dua pembagian besar polutan: degredable dan nondegredable pollutant. Polutan degredable dapat diuraikan, dipindahkan atau dipakai, jadi dapat berkurang sampai pada tahap ditolerer, baik oleh proses alamiah atau dengan sistem rekayasa manusia, sepanjang proses dan sistem ini tidak dirusak dengan menerima lebih banyak polutan potensial daripada yang dapat ditangani. Ada polutan yang tidak kuat (nonpersistent atau radpidly degredable) dan ada yang kuat (nonpersistent atau slowlydegradable). Yang Termasuk non persisten adalah limbah manusia dan binatang dan sampah tanaman, yang biasanya dapat dibiodegredasikan secara cepat oleh organisme pengurai, jika sistem air, udara dan minyak target tidak berlebihan. Aliran air sungai misalnya, dapat secara normal membersihkan limbah manusia jika disitu tidak tertimbun terlalu banyak limbah kotor dari suatu kota besar, atau dari sejumlah kota – kota kecil atau daerah pertanian.
Polutan persisten tetap ada di dalam lingkungan dalam jangka panjang sebelum terpecah – pecah turun tingkat keberbahayaannya. Ke dalamnya termasuk material – material radioaktif dan majemukan sintetik seperti misalnya dichlorodiphenytrichloroethane (DDT), polychlorinated biphenyls(PCBs) dan pllastik yang dirancang untuk tahan terurai oleh panas cahaya, kimiawi dan organisme pengurai. Pengendalian terhadap polutan jenis ini meliputi pencegahan mencapai lingkungan.
Polutan nondegradable tidak pecah oleh proses alamiah. Sebagai contoh dapat diambil air raksa, timah hitam dan beberapa majemukannya, serta beberapa plastik. Pengendaliannya sama seperti polutan persisten.
Menentukan jumlah suatu polutan tertentu yang dapat menyebabkan bahaya atau efek yang tidak dikehendaki pada manusia dan organisme lain merupakan masalah yang sulit. Jumlah suatu bahan kimia atau polutan dalam suatu volume pada udara, air atau media lain, yang biasanya disebut konsentrasi, seringkali disebut sebagai per jutaan atau per milyaran atau seperti belakangan ini lebih banyak digunakan satuan miligram per liter (mg/L), miligram per meter kubik (mg/m3), mikrogram per liter (ug/L) dan mikro gram per meter kubik (ug/ m3).
Sumber polusi bermacam – macam. Zat polusi memasuki lingkungan secara alamiah, misalnya dari gunung berapi, atau kegiatan manusia misalnya pembakaran batubara. Misalnya, kita dihadapkan pada sejumlah kecil radiasi dari sinar kosmik yang memasuki atmosfer dan dari bbahan – bahan radioaktif di dalam kerak bumi. Meskipun demikian, kita tidak dapat beranggapan tidak ada resiko dibalik demikian bertambahnya radiasi dari sumber – sumber lain seperti percobaan senjata nuklir, kecelakaan dalam pembangkit tenaga nuklir, penggunaan sinar X yang tidak diperlukan, dan pengujian medik lainnya. Kebanyakan polusi alamiah bukan konsentrasi disuatu daerah tertentu melemahkan tingkat berbahanyanya. Sebaliknya, kebanyakan masalah polusi manusia yang serius terjadi di dalam atau di dekat daerah kota dan industri dengan sejumlah besar polutan adalah konsentrasi didalam volume yang relatif kecil pada udara, air dan tanah. Juga banyak polutan dari kegiatan manusia merupakan kimia sintetik yang tidak diuraikan oleh proses – proses alamiah.
Banyak ahli menduga bahwa ancaman terbesar terhadap lingkungan dan kemanusiaan dan semua bentuk kehidupan dunia adalah perangnuklir. Sekarang ini telah siap senjata nuklir yang cukup untuk membunuh 35 kali jumlah manusia yang hidup sekarang dan rata – rata lebih dari 10 senjata nuklir dibuat setiap hari., suatu keadaan yang mengerikan. Adalah tindakan yang bijaksana apabila hasil perundingan pemimpin negara – negara pemiliksenjata nuklir beasar dalam menanggulangi ancaman perang itu dilaksanakan secara nyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar